Today is amazing :D
Aku pergi ke SMA St. Hendrikus pertama kalinya naik mobil sendiri. I've gone there once by taxi...a year ago!! Itupun sopir taksinya juga sempat bingung lewat mana.
Aku pergi ke SMA St. Hendrikus pertama kalinya naik mobil sendiri. I've gone there once by taxi...a year ago!! Itupun sopir taksinya juga sempat bingung lewat mana.
So, I didn't really know the way. Yes, I've asked my friends how to go there, but...you know the problem of a woman with an imaginary map :P
Awalnya siy mau naik taksi, tapi akhirnya aku berubah pikiran. Sebelum jalan, aku doa supaya g tersesat. Memang g tersesat, cuma aku melanggar peraturan. Jalan yang aku ambil untuk ke SMA St. Hendrikus itu ternyata satu arah!!! Beberapa mobil nge-dim. (Mana sebelumnya juga mesin mobil sempet mati di tengah jalan yang rame!)
"Uh-oh...." Aku mulai bingung. Trus, ada sebuah mobil yang mendekat. Saya buka kaca jendela untuk bertanya, bukan untuk ngajak orang berantem.
"Mbak, ini jalan satu arah!, " kata si pengendara dengan gusar.
"Pak, saya mau ke Hendrikus..Gimana caranya?" Mungkin karena dia lihat aku bingung, dia ngasih tau dengan nada yang g setinggi sebelumnya :P
Pas putar, aku liat ada apotek. Daripada aku salah jalan lagi (karena setauku untuk ke Hendrikus dengan arah yang dikasih tau bapak tadi, berarti aku harus berputar di jalanan sempit yang rame.
Untuk ukuran kemampuan menyetirku sekarang ini, itu berarti kemacetan total di jalanan itu hehehe
So, aku masuk dan disambut dengan ramah oleh pegawainya.
"Sori, saya cuma mau tanya jalan ke Hendrikus," kataku sungkan. Dia kasih tau dengan sangat ramah.
Pas aku uda di dalam mobil mw nekat membuat kemacetan, ada pegawai lain yang deketi mobilku. Kupikir dia mau bantuin aku keluarin mobil dari area parkir apotek itu. Tapi gerak-geriknya nunjukin kalo dia mau ngomong sesuatu ma aku. Aku buka jendela dan dia bilang," Mbak, gpp kok kalo ngelawan arah, daripada mbak muter lagi. Pokoknya mbak jalannya di pinggir dan pelan. Deket kok Hendrikus dari sini, cuma 50m."
Teringat pengalaman sebelumnya yang aku di-dim bbrp mobil aku cm senyum sambil bilang ," Oh...gpp deh, mas, aku muter ae." Trus aku tanya (dengan tidak tau malu dan coba2)," Boleh nggak kalau saya nitip mobil disini?"
"Gpp, mbak..tapi di sebelah pinggir sana ya." Tetap dengan ramah dan raut muka menyenangkan.
Uda parkir sana, aku jadi sungkan banget.. G beli apa2, eh...numpang parkir!
"Mas, gpp ta?"
"Iya, mbak. Gpp."
"Atau saya parkir depan sana aj ya?"
"Jangan, mbak! Kuatirnya ada apa2. Kalau di dalam sini aman. Gpp kok. Nanti saya beritahu manajer saya."
Oh...ada manajernya! "Saya ijin ke manajernya sendiri aj, mas."
"Belum dateng, mbak. Gpp kok. Nanti saya yang tanggung jawab."
Waduh! Tambah sungkan aku.
"Saya tinggali nomer telpon aj, mas.. Jadi nanti kalau manajernya datang dan keberatan, saya pindahin mobilnya."
"G usa jg gpp, mbak. Manajernya baik kok."
"Mas, saya sampe jam 4, lho." Aku mulai nitip itu jam 9.30an.
"Gpp. Kita buka sampe malem. Lagian kalau Sabtu biasanya sepi."
Anyway, I still gave him my phone number, just in case the manager objected (which I can really understand).
Sepanjang aku tadi kuliah, g da telpon sama sekali dari orang apotek tadi.
Sampe slesai kuliah, pas aku kesana lagi untuk pamitan, orang-orangnya masih tetep ramah dan mukanya tetap menyenangkan. Bahkan si manajer kasih tau jalan tembusan untuk ke Hendrikus.
Kalau tadi dia mintain aku uang nitip mobil, aku pasti kasih. Tapi dia sama skali g minta. Dan karena lagi butuh shampo, aku beli disana (daripada keluar lagi...skalian).
Aku sangat terkesan dengan keramahan mereka.
Ini dia bungkus apoteknya. dan nama+alamatnya.
Owah...baca ini, aku langsung isa bayangin kejadiannya..well written! Bisa nulis di Movie Pos ini :P
ReplyDelete